Senin, 23 Juni 2014

SECERCAH KISAH

ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERLEBIHAN

Masih terngiang di benakku, ketika kami bertemu pertama kali di pesta pernikahan temanku, “ Hani…!” teriakku. Dia menoleh dan langsung beergegas menujuku. “ Fia…apa kabar ? kau masih cantik seperti dulu..”  Kami berbincang-bincang dengan penuh keriaan dan yang paling seru diakhir perbincangan ketahuan bahwa ternyata Hani di terima ditempat kerjaku, sungguh suatu ketidaksengajaan yang hebohh…
Hani, adalah teman SMA ku, kami dulu adalah sahabat karib yang tak terpisahkan. Baru setelah kami kuliah, kami berpisah di dua kota yang cukup jauh. Dan kini kami kembali bersama, bahkan di tempat kerjanya yang baru dia duduk di sampingku. Tak habis-habisnya kami bernostalgia…sambil ber ha..ha..hi..hi…
“ Hani.. ini temanku yang super baik, kenalkan salma !” aku perkenalkan temanku kepada Hani. Seiring waktu yang berjalan, kami bertiga ; Aku, Salma dan Hani menjadi tiga sahabat yang kompak. Karena selera yang sama, cerewet semua, suka makan, suka jalan…hingga rekan-rekan sering menyebut kami Trio criwis.
Meski kami semua telah memiliki pasangan dan beberapa anak, kami sering saling berkunjung dan sharing masalah apapun. Saking akrabnya hampir-hampir kami tanpa batas, Nah… inilah awal mula terjadinya masalah yang membuatku sampai saat ini tak habis pikir. Kini Salma dan Hani, mereka berdua, berdiam seribu basa, tanpa senyum tanpa tegur sapa dan tampak dari raut mereka, masing-masing terluka.
Berawal dari gurauan yang seru tapi berlebihan dari Hani, ketika Salma sedang Bad Mood. Akhirnya terjadi kesalahpahaman yang tiada teruraikan hingga kini. Aku sebagai teman dari keduanya berusaha menjadi mediator diantara mereka, tetapi keduanya menolak mentah-mentah niat baikku, dengan alasan macam-macam yang tak bisa kupahami. Dalam hati aku berkata:” kapan selesainya ? apa ya selamanya…”
Secara pribadi, jikalau itu terjadi padaku, pastinya aku akan bicara baik-baik, meluruskan masalah, meminta maaf, baik aku ini benar atu salah. Aku paling gak betah punya musuh… Tapi ternyata kedua temanku itu memiliki karakter yang berbeda denganku…Aku selalu ingatkan kepada masing-masing mereka berdua, dulu ketika kami selalu bercanda, bersama, makan-makan, jalan… kapan lagi saat seperti itu kembali, yang ada kini berimbas kepadaku, seolah kehilangan kedua sahabat ku yang dulu bagai mimi dan mintuno… tiada lagi tawa mereka…
Sebenarnya masalah diantara keduanya adalah sangat sepele, aku ibaratkan “ Susu sebelangga rusak oleh nila setitik.“ Dari kondisi tersebut, aku dapat mengambil hikmah bahwa meskipun kita sedekat apapun kepada seseorang, kita harus tetap menjaga batas-batas, tetap harus saling menghormati, saling berempati. Kita tidak boleh berlebihan, karena Segala sesuatu yang berlebihan biasanya berujung pada ketidakbaikan. Ditegaskan dalam Al-Qur’an : “ Dan janganlah kamu berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-An’am: 6:41)

0 komentar:

Posting Komentar