ALLAH TIDAK MENYUKAI ORANG-ORANG YANG BERLEBIHAN
Masih
terngiang di benakku, ketika kami bertemu pertama kali di pesta pernikahan
temanku, “ Hani…!” teriakku. Dia menoleh dan langsung beergegas menujuku. “ Fia…apa
kabar ? kau masih cantik seperti dulu..”
Kami berbincang-bincang dengan penuh keriaan dan yang paling seru
diakhir perbincangan ketahuan bahwa ternyata Hani di terima ditempat kerjaku,
sungguh suatu ketidaksengajaan yang hebohh…
Hani,
adalah teman SMA ku, kami dulu adalah sahabat karib yang tak terpisahkan. Baru
setelah kami kuliah, kami berpisah di dua kota yang cukup jauh. Dan kini kami
kembali bersama, bahkan di tempat kerjanya yang baru dia duduk di sampingku.
Tak habis-habisnya kami bernostalgia…sambil ber ha..ha..hi..hi…
“
Hani.. ini temanku yang super baik, kenalkan salma !” aku perkenalkan temanku
kepada Hani. Seiring waktu yang berjalan, kami bertiga ; Aku, Salma dan Hani
menjadi tiga sahabat yang kompak. Karena selera yang sama, cerewet semua, suka
makan, suka jalan…hingga rekan-rekan sering menyebut kami Trio criwis.
Meski
kami semua telah memiliki pasangan dan beberapa anak, kami sering saling
berkunjung dan sharing masalah apapun. Saking akrabnya hampir-hampir kami tanpa
batas, Nah… inilah awal mula terjadinya masalah yang membuatku sampai saat ini tak
habis pikir. Kini Salma dan Hani, mereka berdua, berdiam seribu basa, tanpa
senyum tanpa tegur sapa dan tampak dari raut mereka, masing-masing terluka.
Berawal
dari gurauan yang seru tapi berlebihan dari Hani, ketika Salma sedang Bad Mood.
Akhirnya terjadi kesalahpahaman yang tiada teruraikan hingga kini. Aku sebagai
teman dari keduanya berusaha menjadi mediator diantara mereka, tetapi keduanya
menolak mentah-mentah niat baikku, dengan alasan macam-macam yang tak bisa
kupahami. Dalam hati aku berkata:” kapan selesainya ? apa ya selamanya…”
Secara
pribadi, jikalau itu terjadi padaku, pastinya aku akan bicara baik-baik,
meluruskan masalah, meminta maaf, baik aku ini benar atu salah. Aku paling gak
betah punya musuh… Tapi ternyata kedua temanku itu memiliki karakter yang
berbeda denganku…Aku selalu ingatkan kepada masing-masing mereka berdua, dulu
ketika kami selalu bercanda, bersama, makan-makan, jalan… kapan lagi saat
seperti itu kembali, yang ada kini berimbas kepadaku, seolah kehilangan kedua
sahabat ku yang dulu bagai mimi dan mintuno… tiada lagi tawa mereka…
Sebenarnya
masalah diantara keduanya adalah sangat sepele, aku ibaratkan “ Susu
sebelangga rusak oleh nila setitik.“ Dari kondisi tersebut, aku dapat mengambil
hikmah bahwa meskipun kita sedekat apapun kepada seseorang, kita harus tetap
menjaga batas-batas, tetap harus saling menghormati, saling berempati. Kita
tidak boleh berlebihan, karena Segala sesuatu yang berlebihan biasanya berujung
pada ketidakbaikan. Ditegaskan dalam Al-Qur’an : “ Dan janganlah kamu berlebihan. Sesungguhnya
Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-An’am: 6:41)
0 komentar:
Posting Komentar